Selasa, 24 Agustus 2010

Rumoh Aceh Dengan Segudang Sejarah


Rumoh Aceh

Jika telah sampai di Kota Banda Aceh dan ingin mengetahui benda-benda peninggalan leluhur masyarakat Aceh, maka Museum Negeri yang harus disambangi. Letaknya masih di seputaran Kota Banda Aceh.

Museum tersebut menyerupai rumah tradisional Aceh dengan bentuk khas kerucut berpintu sempit dan didalamnya tidak bersekat. Atau masyarakat Aceh akrab menyebutnya Rumoh Aceh yang konon model kerucut diilhami dari bentuk bukulah atau bungkus nasi yang terbuat dari daun pisang khas masyarakat Aceh dimana biasanya dibuat saat kenduri peringatan hari besar dan hari besar Islam.

Museum atau Rumoh Aceh ini dibuat sekitar tahun 1914 yang awal pembuatan sebenarnya hanya untuk mengikuti gelanggang pameran yang diadakan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun atas keinginan Gubernur Vab Swarta yang berkebangsaan Belanda saat itu, setahun kemudian rumah tradisional tersebut diboyong ke Aceh.

Jika kita masuk ke dalam rumoh Aceh maka kita akan dibuat takjub dengan sebuah lonceng raksasa peninggalan nenek moyang rakyat Aceh yang bernama “Cakra Donya”

Cakra Donya dahulu kala merupakan hadiah dari kerajaan Cina yang dibawa langsung oleh Laksamana Ceng Ho sekitar tahun 1414.

Yang menarik lainnya adalah pada beranda Rumoh Aceh terdapat berbagai ukiran kayu bermotif tradisional Aceh.

Tidak hanya itu, masih satu lokasi dengan rumoh Aceh, terdapat komplek pemakaman sultan-sultan Aceh yang terkenal di masanya. Uniknya makam para sultan Aceh dibuat dari batu gunung yang dihiasi kalgrafi bertuliskan aksara Arab. Dan ditempat inilah sultan Iskandar Muda dimakamkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar